Jumat, 18 Februari 2011

Revitalisasi dan Perubahan Sistem Kepramukaan

Pada Peringatan HUT Pramuka ke – 49 Presiden SBY menekankan perlu perubahan sistem kepramukaan sebagai wadah pembentukan watak dan budi pekerti luhur generasi muda. Pada HUT Pramuka ke – 45 Tahun 2006, Presiden SBY juga menegaskan perlu revitalisasi Gerakan Pramuka, sekaligus meminta para Menteri Kabinet Pembangunan I mendukung dan mensukseskan kegiatan Pramuka sebagai wadah pembinaan Generasi Muda. Menjadi pertanyaan bagi kita semua, sejauhmana revitalisasi sudah berjalan dan apakah perlu dilakukan perubahan sistem kepramukaan ?
Kedua pertanyaan ini memang perlu dikaji secara mendalam, agar Gerakan Pramuka dapat tetap eksis di tengah masyarakat Indonesia. Kita mengetahui bahwa Gerakan Pramuka yang lahir berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, melalui sebuah kesepakatan para pimpinan kepanduan yang dipelopori oleh Sri Sultan Hamengku Buwomo IX dan persetujuan Presiden RI pertama Ir Soekarno sebagai satu – satunya wadah kepanduan di Indonesia. Sebagai wadah tunggal, organisasi kepanduan ini menyelenggarakan pendidikan non formal, yang kegiatannya diselenggarakan di alam bebas dan terbuka, yang mana kegiatan yang dilakukan tidak diperoleh di sekolah juga tidak didapat di rumah
Setelah empat tahun berjalan, revitalisai Gerakan Pramuka yang dicanangkan Presiden SBY menurut pendapat penulis belum berjalan sesuai harapan. Belum ada kegiatan yang berhasil (kuantitas dan kualitas) secara signifikan membawa organisasi Gerakan Pramuka sekarang lebih baik dari sebelumnya. Terutama kegiatan yang luar biasa, langsung maupun tidak langsung bermanfaat bagi masyarakat luas, kecuali kegiatan rutin seperti Jamboree dan sejenisnya.
Revitalisasi oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tengah berjuang mengenai legal formal Gerakan Pramuka agar bersandar pada konstitusi yang kuat atau undang undang, saat ini bersandar pada Keputusan Presiden. Dengan adanya legalisasi yang kuat diharapkan pembiayaan pengembangan Gerakan Pramuka menjadi tanggung jawab pemerintah melalui APBN maupun APBD.
Boleh-boleh saja, langkah strategis yang ditempuh pengurus Kwartir Nasional yang mengartikan revitalisasi dengan proses RUU Kepramukaan, tapi hemat penulis revitaliasi sebaiknya didahului semangat bersama – sama memposisikan Gerakan Pramuka pada tataran sesungguhnya.
Revitalisasi nilai dan sistem kependidikan kepramukaan lebih perlu daripada nilai hukum seperti yang sedang diperjuangkan sekarang. Saya yakin, jika nilai dan sistem kepramukaan bermanfaat (azaz manfaat) tinggi dinikmati masyarakat, maka pembiayaan kegiatan Pramuka pun akan teratasi dari swadaya masyarakat, dan ini berlaku juga di negara – negara lain yang bisa diambil sebagai contoh.
Enggan Jadi Pramuka
Ternyata, masih banyak generasi muda enggan masuk menjadi anggota Pramuka. Berbagai alasan yang menyatakan untuk itu, diantaranya tidak mempunyai daya tarik, kegiatannya tidak lebih dari yang pernah ada di sekolah. Bahkan ada yang mengaku Pramuka tidak punya nilai tambah, menyanyi dan menari serta baris-berbaris belaka, sehingga para orang tua pun kurang mendorong anaknya menjadi anggota Pramuka. Padahal, Pramuka wadah tunggal pembentukan watak dan budi pekerti yang luhur dan bermartabat di Republik tercinta
Gerakan Pramuka adalah bagian dari Word Scout Council atau Kepanduan Dunia yang sah dan bertanggung jawab menerapkan prinsip dasar kepanduan yang berlaku. Kedudukannya bersifat non governmental atau independen. Tidak dipengaruhi kekuatan politik maupun birokrasi. Gerakan Pramuka milik semua orang dan masyarakat Indonesia, yang dijalankan oleh para pembina baik sebagai pelatih maupun instruktur. Kegagalan Gerakan Pramuka adalah kegagalan para Pembina Pramuka dan sekaligus masyarakat lingkungannya, karena keberadaan Pramuka adalah tanggung jawab masyarakat bukan karena pemerintah apalagi partai politik, karena Pramuka tidak boleh berafiliasi dengan partai politik
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Alfian Malarangeng, ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur, tanggal 23 April 2010 mengatakan bahwa Pemerintah mendukung sepenuhnya satu Pramuka untuk satu Indonesia. “Pemerintah mendukung satu (organisasi) Gerakan Pramuka untuk satu Indonesia”. Itu pernyataan wajar dan pasti.
Apalagi pernyataan Menpora itu sebagai jawaban dari adanya Gerakan Pramuka lainnya akan muncul di Republik tercinta ini? Jika hal ini terjadi, berarti kepanduan di Indonesia akan mundur 49 tahun, di mana kondisi seperti ini pernah terjadi pada era sebelum tahun 1961 (sebelum lahir Keppres No. 238 Tahun 1961) dan hemat penulis, hal ini jauh panggang dari api, karena secara organisatoris kalaupun ada (terjadi), ormas Kepanduan baru tersebut pasti tidak akan diakui oleh Kepanduan Dunia (World Scout Council) apalagi yang berbau politis dan tidak independen
Revitalisasi mestinya mengkaji mengapa masyarakat enggan mendorong putra-putrinya menjadi anggota pramuka. Para pembina Pramuka sebaiknya menggunakan momentum ini sebagai cermin untuk membangkitkan Gerakan Pramuka. Ada pergeseran paradigma pengembangan Gerakan Pramuka. Kini, para pembina cenderung menjadikan pramuka sebagai “ Scout for living “ dari pada scout for surviving. Di sisi lain, sebagian pengurus Kwartir Gerakan Pramuka di Pusat maupun di daerah masih dijabat oleh para birokrat, padahal dalam ketentuan prinsip dasar pramuka dunia (World Scout Council) para pengurus kwartir Gerakan Pramuka (council) adalah para kader Pramuka yang memiliki integritas dan dedikasi, serta se- orang panutan bagi masyarakatnya, bukan karena kedudukan dan juga bukan karena jabatannya dalam pemerintahan.
Dalam Gerakan Pramuka, para pejabat negara dan daerah diberi tempat duduk terhormat di Majelis Pembimbing Nasional maupun Daerah sebagai pendukung/pendamping berjalannya organisasi Pramuka, sehingga tidak ada alasan yang menyatakan pejabat itu juga anggota masyarakat yang bisa saja duduk dalam kepengurusan kepramukaan
Revitalisasi dan Perubahan Sistem
Revitalisasi dan perubahan sistem kepramukaan adalah syarat mutlak dalam pengembangan Gerakan Pramuka yang terpuruk akhir-akhir ini. Namun, prioritas revitalisasi dan perubahan sistem kepramukaan yang hendak dilakukan, harus secara transparan dan jelas, serta tidak bertentangan dengan prinsip dasar dan metodik kepramukaan. Maju mundurnya Gerakan Pramuka sangat erat kaitannya dengan nilai dan sistem kepramukaan yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan kepramukaan itu sendiri.
Dan kualitas kegiatan Pramuka adalah tanggung jawab para pembina pramuka, karena para pembina pramuka yang bertanggung jawab membimbing dan membina peserta didik dengan mengimplementasikan nilai dan sistem kepramukaan. Penulis sependapat, pengembangan gerakan pramuka pada saat ini harus dilakukan secara profesional termasuk kompetensi, dan sertifikasi serta registrasi seperti yang dikemukakan Presiden SBY pada HUT Pramuka ke – 49 beberapa hari yang lalu
Menurut hemat penulis, sebaiknya revitalisasi memposisikan kembali Pramuka back to basic. Gerakan Pramuka adalah tempat pengabdian bagi Pramuka dewasa (Scout for Surviving/pengabdian bukan job dan komersialisasi ) dan wadah pembinaan watak dan budi pekerti luhur untuk peserta didik/anak didik. Penggeseran nilai dan sistem kepramukaan akan membawa dampak bergesernya kepercayaan masyarakat terhadap Gerakan Pramuka sendiri.
Nilai dan sistem tidak bisa asal berubah – rubah, penyesuaian kondisi sosial dan budaya boleh terjadi, asalkan tidak bertentangan dengan prinsip dasar kepanduan yang luhur. Boleh saja kegiatan Pramuka mengikuti perubahan zaman, akan tetapi ingat, perubahan karena penyesuaian tidak melupakan prinsip dasar dan metodik kepramukaan . Penulis berpendapat penekanan Presiden SBY agar dilakukan perubahan sistem kepramukaan dapat dipertimbangkan oleh para Pembina Pramuka dengan memperhatikan filosofi dan falsafah kepanduan yang berlaku secara universal. Semoga!
Dirgahayu Gerakan Pramuka ke-49, Jaya selama – lamanya. (Sumber: Suara Pembaruan, 18 Agustus 2010)
Continue reading →

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 09/TAHUN 1999

Add caption
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 09/TAHUN 1999
TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA
LEMBAGA PENDIDIKAN KADER GERAKAN PRAMUKA
TINGKAT NASIONAL

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang    :    1.    Bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 064 Tahun 1995 perlu ditinjau dan disesuaikan dengan kebutuhan Gerakan Pramuka.
        2.    Bahwa sehubungan dengan itu perlu menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka untuk menggantikan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 064 Tahun 1995;

Mengingat    :    1.    Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;
        2.    Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999-2004;
        3.    Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 059/KN/74 Tahun 1974, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Lembaga-lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka;
        4.    Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 064 Tahun 1995, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional;
        5.    Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 029 Tahun 1996, tentang Penyempurnaan Organisasi Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional;

Memperhatikan    :    Arahan Pimpinan dan saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka;


M E M U T U S K A N  :
Menetapkan    :

Pertama    :    Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 064 Tahun 1995, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Lembagan Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional dan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 029 Tahun 1996, tentang Penyempurnaan Organisasi Lembaga Pendidikan Kader Gerkaan Pramuka Tingkat Nasional.

Kedua    :    Memberlakukan Organisasi, Tata Kerja dan Bagan Organisasi Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Keputusan ini.

Ketiga    :    Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Dengan catatan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.


Ditetapkan di    :    Jakarta
Pada tanggal    :    16 Juni 1999

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,




H.A. Rivai Harahap








KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

LAMPIRAN I KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 09/TAHUN 1999


ORGANISASI DAN TATA KERJA
LEMBAGA PENDIDIKAN KADER GERAKAN PRAMUKA
TINGKAT NASIONAL


BAB I
KETENTUAN DASAR

Pasal 1    Kedudukan

Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional disingkat Lemdikanas, adalah Badan Pelaksana Tingkat Pusat Kwartir Nasional.

Lemdiknas dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan Kwartir Nasional c.q. Ka Kwarnas.

Pasal 2    Tugas

Lemdiknas bertugas menyelenggarakan :
Pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa Gerakan Pramuka, meliputi : Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pembina Gudep dan Pengelola Kwartir, Staf/Pembina Profesional, Andalan, Pembantu Andalan dan Anggota Mabi,
Pengkajian dan pengembangan terhadap materi, metode dan kurikulum guna diterapkan kepada penyelenggaraan pelatihannya.

Pasal 3    Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas ini, Lemdiknas menyelenggarakan fungsi-fungsi :
Pemantapan orang dewasa dalam Gerakan Pramuka yang berkualifikasi, bermotivasi dan kompeten sesuai dengan fungsi yang diembannya masing-masing.
Mengkaji pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dan mengembangkan kurikulum pelatihan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan Komisi Pembinaan Orang Dewasa.
Pengendalian mutu hasil pelatihan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, sesuai ketentuan dan standar kepramukaan.
Pengembangan kemampuan pendidikan dan pelatihan yang terpadu, di tingkat nasional, daerah dan cabang.
Pembinaan perpustakaan khusus kepramukaan.
Lain-lain yang diberikan oleh Pimpinan Kwarnas.


BAB II
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4    Susunan Organisasi

Organisasi Lemdikanas disusun sebagai berikut :
Kepala Lemdikanas
Wakil Kepala Lemdikanas
Dewan Pelatih
Sekretaris Lemdikanas
Biro Pelatihan Kepramukaan
Biro Pelatihan Profesi
Perpustakaan
Kursus-kursus

Struktur Organisasi Lemdikanas adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Keputusan ini.

Pasal 5    Kepala Lemdikanas

Kepala Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional, yang selanjutnya disingkat Ka Lemdikanas, adalah Andalan Nasional, sebagai unsur pelaksana Pimpinan Kwarnas dalam menyelenggarakan manajemen Lemdikanas.

Ka Lemdikanas mempunyai tugas :
Memimpin Lemdikanas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Lemdikanas;
Menentukan kebijakan yang meliputi penentuan program pendidikan dan pelatihan orang dewasa, program pengkajian dan pengembangan, kurikulum dan metode pendidikan dan pelatihan;
Mengembangkan sistem penyelenggaraan dan perangkat pendidikan dan pelatihan orang dewasa Gerakan Pramuka, baik di tingkat pusat, daerah maupun cabang;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Pimpinan Kwarnas.

Ka Lemdikanas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan Kwarnas c.q. Ka Kwarnas.

Pasal 6    Wakil Kepala Lemdikanas

Wakil Kepala Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional, yang selanjutnya disingkat Waka Lemdikanas, adalah unsur yang membantu Ka Lemdikanas mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Lemdikanas.

Waka Lemdikanas mempunyai tugas :
Membantu Ka Lemdikanas dalam mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Lemdikanas;
Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi penerapan ketentuan/peraturan/prosedur secara konsisten;
Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pembinaan administrasi dan kelembagaan di lingkungan Lemdikanas;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ka Lemdikanas.

Waka Lemdikanas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab langsung kepada Ka Lemdikanas.

Pasal 7     Dewan Pelatih

Dewan Pelatih adalah dewan yang anggotanya terdiri dari Pelatih Pembina Pramuka dan para ahli yang keahliannya dibutuhkan bagi pendidikan dan pelatihan orang dewasa Gerakan Pramuka.

Anggota Dewan Pelatih diangkat oleh Ka Kwarnas atas rekomendasi Ka Lemdikanas.

Dewan Pelatih mempunyai tugas memberikan konsultasi, gagasan, pendapat kepada Ka Lemdikanas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan bagi orang dewasa Gerakan Pramuka dan kepramukaan.

Dewan Pelatih mempunyai fungsi sebagai nara sumber bagi Ka Lemdikanas.

Pasal 8    Sekretariat Lemdikanas

Sekretariat Lemdikanas selanjutnya disingkat Set Lemdikanas adalah Unsur Pelayanan Lemdikanas, yang bertugas membantu Ka Lemdikanas dalam menyelenggarakan dukungan administrasi dan pembinaan organisasi.



Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Set Lemdikanas mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan Administrasi Umum.
Penyelenggaraan Perencanaan dan Pengendalian.

Set Lemdikanas dipimpin Sekretaris Lemdikanas selanjutnya disingkat Ses Lemdikanas yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Ka Lemdikanas.

Set Lemdikanas terdiri atas empat bagian, yang masing-maisng dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, yaitu :
Bagian Tata Usaha
Bagian Urusan Dalam
Bagian Sarana dan Prasarana
Bagian Perencanaan dan Anggaran

Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan administrasi umum, tata-usaha serta produksi dan reproduksi.
Administrasi personel.
Administrasi Pelatih Pembina Pramuka dan alumni Lemdikanas.

Bagian Urusan Dalam mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan urusan rumah tangga, meliputi protokol, pengamanan, angkutan dan perjalanan.
Administrasi pelayanan keuangan.

Bagian Sarana dan Prasana mempunyai fungsi :
Administrasi materiel, sarana dan prasarana.
Penyediaan dan penyiapan sarana dan alat penolong instruksi.

Bagian Perencanaan dan Anggaran mempunyai fungsi :
Perumusan dan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta pengendaliannya.
Penyiapan evaluasi dan laporan kegiatan pelaksanaan program Lemdikanas.

Pasal 9    Biro Pelatihan Kepramukaan

Biro Pelatihan Kepramukaan, selanjutnya disingkat Rolat Pram, adalah unsur pelaksanaan Lemdikanas, yang bertugas membantu Ka Lemdikanas dalam penyelenggaraan pelatihan ketrampilan bagi orang dewasa Gerakan Pramuka, khususnya Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina, Pamong Saka dan Instruktur Saka.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam butir a di atas, Rolat Pram mempunyai fungsi :
Pengkajian dan pengembangan materi, metode dan kurikulum pelatihan ketrampilan kepramukaan.
Pengarahan, perencanaan dan pengendalian atas penyelenggaraan pelatihan ketrampilan kepramukaan.
Evaluasi dan pengendalian mutu pelatihan ketrampilan kepramukaan.

Rolat Pram dipimpin oleh Kepala Biro Pelatihan Kepramukaan selanjutnya disingkat Ka Rolat Pram, yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab langsung kepada Ka Lemdikanas.

Rolat Pram terdiri dari :
Kelompok Fungsional Bidang Kepramukaan.
Kelompok Fungsional Bidang Ketrampilan Kepramukaan.
Kelompok Fungsional Bidang Kepelatihan Orang Dewasa.
Subbag Administrasi.

Kelompok Fungsional Bidang, sesuai lingkup bidangnya mempunyai tugas :
Mengkaji dan mengembangkan materi, metode dan kurikulum pelatihan ketrampilan kepramukaan.
Mengarahkan, merencanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan ketrampilan kepramukaan sesuai kebijakan Ka Lemdikanas.
Mengevaluasi dan menyelenggarakan pengendalian mutu pelatihan.

Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Pasal 10    Biro Pelatihan Profesi

Biro Pelatihan Ketrampilan Profesi, selanjutnya disingkat Rolat Prof, adalah unsur pelaksana Lemdiknas, yang bertugas membantu Ka Lemdikanas dalam penyelenggaraan pelatihan ketrampilan manajemen dan profesi bagi orang dewasa Gerakan Pramuka, khususnya Pembina Gudep dan Pengelola Kwartir, Staf/Pembina Profesional, Andalan, Pembantu Andalan dan Anggota Mabi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Rolat Prof mempunyai fungsi :
Pengkajian dan pengembangan materi, metode dan kurikulum pelatihan ketrampilan manajemen dan profesi.
Pengarahan, perencanaan dan pengendalian atas penyelenggaraan pelatihan ketrampilan profesi sesuai kebijakan Ka Lemdikanas.
Evaluasi dan pengendalian mutu pelatihan ketrampilan manajemen dan profesi.

Rolat Prof dipimpin oleh Kepala Biro Pelatihan Profesi selanjutnya disingkat Ka Rolat Prof, yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab langsung kepada Ka Lemdikanas.

Rolat Prof terdiri dari :
Kelompok Fungsional Bidang Ketrampilan Manajemen dan Profesi.
Kelompok Fungsional Bidang Kewiraan dan Kewirausahaan.
Kelompok Fungsional Bidang Ketrampilan Pelestarian Lingkungan dan Pelayanan Masyarakat.
Subbag Administrasi.

Kelompok Fungsional Bidang, sesuai lingkup bidangnya, mempunyai tugas :
Mengkaji dan mengembangkan materi, metode dan kurikulum pelatihan ketrampilan profesi orang dewasa dalam Gerakan Pramuka.
Mengarahkan, merencanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan ketrampilan manajemen dan profesi sesuai kebijakan Ka Lemdikanas.
Mengevaluasi dan menyelenggarakan pengendalian mutu pelatihan ketrampilan manajemen dan profesi.

Jumlah tenaga profesional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Pasal 11    Perpustakaan

Perpustakaan adalah unsur pelaksana staf Lemdikanas yang bertugas membantu pimpinan Lemdikanas dalam mengelola perpustakaan, dokumen, dan arsip Lemdikanas.

Dalam melaksanakan tugasnya perpustakaan mempunyai fungsi :
Perpustakaan Pusat untuk Gerakan Pramuka.
Pembinaan perpustakaan kepramukaan.
Penyusunan Katalog Pustaka dan menginformasikan kepada yang berkepentingan.
Penyediaan bantuan bahan literatur bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Kwarnas dan Lemdikanas.

Perpustakaan dipimpin dan Kepala Perpustakaan selanjutnya disingkat Ka Pustaka yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab langsung kepada Ka Lemdikanas.




Pasal 12    Kursus-kursus

Kursus adalah unsur pelakana pelatihan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Ka Lemdikanas.

Jenis dan jumlah kursus ditentukan berdasarkan kebutuhan oleh Ka Lemdikanas.

Kursus dipimpin oleh seorang Pimpinan Kursus yang ditunjuk oleh Ka Lemdikanas.


BAB III
TATA KERJA

Pasal 13    Asas Kerja

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Lemdikanas wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan secara efektif, efisien, dan berkesinambungan.

Pasal 14    Pemanfaatan Pakar dari luar Lemdikanas

Untuk dapat melaksanakan pengkajian, pengembangan, perencanaan dan penyelenggaraan pelatihan dengan seksama, Lemdikanas dapat memanfaatkan para pakar dari luar organisasi Lemdikanas dengan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Kwarnas c.q. Komisi Pembinaan Anggota Dewasa.

Pasal 15    Pelaporan

Lemdikanas wajib melaporkan secara berkala tentang pelaksanaan programnya kepada Pimpinan Kwarnas.

Pasal 16     Lain-lain

Daftar Susunan Personel (DSP), Uraian dan Persyaratan Jabatan serta Prosedur dan Tata Kerja secara rinci akan ditetapkan tersendiri.



BAB V
PENUTUP

Pasal 17    Perubahan atas Organisasi dan Tata Kerja menurut keputusan ini ditetapkan oleh Ka Kwarnas Gerakan Pramuka.

Pasal 18    Dengan ditetapkan keputusan ini, maka ketentuan-ketentuan terdahulu yang bertentangan atau tidak sesuai dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.






Jakarta, 16 Juni 1999

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,





H.A. Rivai Harahap.







KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

LAMPIRAN II KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 09/TAHUN 1999

BAGAN ORGANISASI
LEMBAGA PENDIDIKAN KADER GERAKAN PRAMUKA
TINGKAT NASIONAL

KA
LEMDIKANAS
WAKA
Dewan Pelatihan
SES
LEMDIKANAS
Bag
TU
Bag
URDAL
Bag
SARPRAS
Bag
RENGAR
Perpustakaan
ROLAT
Kepramukaan
Subbag
Administrasi
Bidang
Ketrampilan
Pelatihan
Bidang
Ketrampilan
Kepemimpinan
Bidang
Ketrampilan
Kepramukaan
ROLAT
Kepramukaan
Subbag
Administrasi
Bidang
Ketrampilan
Pelatihan
Bidang
Ketrampilan
Kepemimpinan
Bidang
Ketrampilan
Kepramukaan
Min & Dal
Tim Pelatih
Peserta
Pimpinan Kursus
KURSUS-KURSUS
Continue reading →

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Add caption
Pemimpin dan Kepemimpinan  merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, natara lain :
o    Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
o    Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
o    Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
o    Kepemimpinan  sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
o    Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
o    Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
o    Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
o    Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
o    Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.

Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
o    seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
o    bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
o    ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.

Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
o    Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
o    Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.

·    Tipe-tipe Kepemimpinan :

o    Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
ü    kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
ü    pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
ü    Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
ü    menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
ü    dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
ü    bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
ü    menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

o    Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

o    Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

o    Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :

ü    pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
ü    pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
ü    Status quo organisasional tidak terganggu
ü    Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
ü    Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.

o    Tipe Demokratik
ü    Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
ü    Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
ü    Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
ü    Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
ü    Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

·    Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :

o    Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
o    Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
o    Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
o    Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
o    Daya Ingat yang Kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
o    Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
o    Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
o    Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
o    Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
o    Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya.  Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
o    Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
o    Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah “SWOT”.
o    Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
o    Naluri yang Tepat, kekampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
o    Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, keterikan satu sama lain.
o    Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
o    Keteladanan,s seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
o    Menjadi Pendengar yang Baik
o    Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisonal, temporal dan spatial.
o    Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
o    Ketegasan
o    Keberanian
o    Orientasi Masa Depan
o    Sikap yang Antisipatif dan Proaktif

·    KERETAKAN DALAM ORGANISASI

Salah paham dalam menerima dan menafisrkan pesan.
o    Prosedur hubungan dalam organisasi tidak diikuti dengan benar. Misalnya, arahan dari pihak atasan langsung ke level paling bawah, tanpa mengambil peranan pihak tengah (middle level) dalam organisasi.
o    Kurangnya komitmen penuh dalam kerja organisasi. Aturan organisasi tidak dipahami dan dihayati pleh anggota organisasi.
o    Adanya kepentingan pribadi. Organisasi dipergunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
o    Permasalahan yang tidak kunjung selesai, sehingga tidak muncul kondisi organisasi yang nyaman.
o    Tidak adanya pembagian kerja dan juga pembagian keuntungan yang adil..

Keretakan dalam organisasi dapat menumbuhkan citra negatif, dengan permasalah yang saling terkait, antara lain :
o    Keretakan hubungan antara anggota organisasi.
o    Perselisihan yang terus berlarut-larut dan suasana organisasi yang muram.
o    Wujud sikap mementingkan diri sendiri.
o    Produktivitas organisasi merosot.
o    Ketidakstabilan organisasi akibat dari retaknya hubungan.
o    Penyalahsunaan kekuasaan, mementingkan diri sendiri
·    PEMIMPIN VISIONER

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).

Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992),  yaitu:
o    Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation.”
o    Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat "relate skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
o    Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).
o    Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan "ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.

Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
o    Visualizing.  Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
o    Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
o    Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
o    Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
o    Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
o    Taking Risks.  Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
o    Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
o    Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan  golongan tertentu.
o    Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama  dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
o    Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau  tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Burt Nanus (1992),  mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan  kepemimpinannya, yaitu:
o    Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana  seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari "get-go." Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
o    Agen perubahan (agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
o    Juru bicara (spokesperson). Memperoleh "pesan" ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus "bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi."
o    Pelatih (coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh "pemain" untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah "pencapaian kemenangan," atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih,  lebih tepat untuk ditunjuk  sebagai "player-coach."
Continue reading →

Bagaimana Pramuka Mampu Melahirkan Pemimpin Bangsa

Add caption
1.1 Latar Belakanirkan 
“Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara” merupakan istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan pemimpin yang dapat membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di era reformasi ini, generasi muda dituntut untuk ebih berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia.
Melalui berbagai proses pendidikan Kepramukaan bagi generasi muda, semua itu dimaksudkan untuk menggali sumber daya manusia yang pada dasarnya ada dalam diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Salah satu sumber daya yang terdapat pada generasi muda adalah potensi kepemimpinan yang selama ini terus dipupuk dan dikembangkan melalui berbagai aktivitas kegiatan pendidikan formal maupun nonformal.
Dalam sebuah konferensi kepanduan tingkat dunia, terlontar sebuah pernyataan bahwa “Gerakan Kepanduan mempunyai peranan penting dalam mempromosikan jiwa kepemimpinan di kalangan kaum muda. Dan terbukti memberikan sumbangan besar untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia”.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana peran yang diberikan oleh Gerakan Pramuka dalam melahirkan kader pemimpin di masa datang. Dengan alasan itu jugalah, melalui karya tulis berjudul “ Pramuka Pembangun Kualitas Pemimpin Masa depan”, penulis mencoba menelusuri sumbangsih Gerakan Pramuka dalam pengkaderan pemimpin masa depan yang berkualitas.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran Gerakan Pramuka dalam mencetak calon pemimpin berkualitas, juga memberikan informasi bagaimana menjadi pemimpin yang ideal. Penulisan Karya Tulis ini juga merupakan bentuk Rencana Tindak Lanjut dan sebagai salah satu syarat kelulusan pada kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan Kwartir Cabang Kota Tasikmalaya Tahun 2009.
Diharapkan setelah mencerna Karya tulis ini, khalayak mendapat gambaran tentang eksistensi Gerakan Pramuka di Indonesia khususnya dalam masalah pengkaderan pemimpin.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, bahwa pada dasarnya Gerakan Pramuka memiliki peranan dalam pengkaderan pemimpin-pemimpin masa depan. Maka penulisan karya tulis ini mengacu pada konsep pengertian pemimpin dan kepemimpinan, bagaimana menjadi pemimpin yang ideal serta bagaimana peran Gerakan Pramuka dalam melatih calon pemimpin masa depan menjadi pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab.
BAB II
PRAMUKA PEMBANGUN KUALITAS PEMIMPIN MASA DEPAN
2.1 Dasar Pemikiran
Tonggak kepemimpinan akan terus di estafetkan, tak perduli dengan semua keadaan suatu bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang memiliki generasi muda berpotensi, Indonesia pun mulai mencoba menata diri, mempersiapkan kader-kader pemimpin masa depan.
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Anggarana Rumah Tangga Gerakan Pramuka BAB II Pasal 4 tentang tujuan dari Gerakan Pramuka, tertulis :
“Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur, serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan lingkungan alam baik lokal, nasional, maupun internasional.”
Dengan dasar itulah, maka Gerakan Pramuka pun menyelenggarakan pendidikan-pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan potensi kepemimpinan para generasi muda agar siap untuk menerima estafet kepemimpinan dari para pendahulu mereka dan dari pemimpin yang berkuasa saat ini.
2.2 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasikan, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
B. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang lain guna mencapai kehendak yang diinginkannya. Menurut Soepardi (1988) kepemimpinan adalah :
‘Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien’.
Pidarta (1988) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin; serta keterampilan teknik, ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
2.3 Pemimpin Ideal Masa Depan
Kepemimpinan diperoleh bukan sekadar dari proses penurunan sifat atau bakat orang tua kepada anaknya. Kepemimpinan dipengaruhi oleh semua aspek kepribadian, yang salah satunya ditentukan oleh sifat atau bakat yang dimiliki sejak lahir. Selain itu yang sangat penting adalah intelegensi yang memungkinkan seseorang menjalankan kepemimpinan secara efektif.
Seorang pemimpin ideal tidak hanya memberikan dampak positif bagi dirinya, namun juga bagi anggotanya. Oleh karena itu diperlukan adanya prinsip dasar kepemimpinan yang akan membantu terciptanya pemimpin ideal masa depan. Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1)      Pemimpin bekerja dengan orang lain
2)      Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
3)      Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4)      Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
5)      Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak, kebanggaan dan penolakan dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dan referensi dalam pengambilan keputusan.
Juga terdapat teknik kepemimpinan, beberapa teknik kepemimpinan tersebut diantaranya adalah:
1.  Etika Profesi Pemimpin, yaitu kewajiban yang dimiliki seorang pemimpi. Bagaimana seharusnya tingkah laku seorang pemimpin dan pengembangan moralnya.
2.  Dinamika kelompok, yaitu terjadinya interaksi (hubungan timbal balik) antar setiap anggota kelompoknya.
3.  Komunikasi, arus informasi dan emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu atau kelompok lain.
4.  Pengambilan keputusan (Decision Making).
5.  Keterampilan berdiskusi (Disccuscio).
Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial, seorang pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan dan teknik-teknik kepemimpinan dalam kegiatan sehari-hari. Peningkatan diri dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berprinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas seracara intelektual, tetapi juga emosional dan spiritual (IQ, EQ, dan SQ).
2.4 Peran Gerakan Pramuka
Saat membuka Konferensi Kepanduan Sedunia ke-38 (38th World Scout Conference) yang berlangsung di Jeju Convention Center, Perdana Menteri Korsel, Han Seung-soo  mengatakan bahwa Gerakan Kepanduan sedunia mempunyai peranan penting dalam mempromosikan jiwa kepemimpinan di kalangan kaum muda. Dan terbukti memberikan sumbangan besar untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia.
Sementara itu, Ketua Komite Kepanduan Sedunia, Philippe da Costa mengungkapkan, kepanduan adalah pendidikan seumur hidup. Metode kepramukaan yang merupakan metode pendidikan non-formal dapat dilakukan dengan mudah seperti kegiatan permainan. Pendidikan harus terencana namun juga menyenangkan, sehingga tidak membuat kaum muda menjadi bosan. Itulah bagian dari upaya gerakan kepanduan dalam membantu memberikan pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga untuk anak-anak.
Itu adalah sekelumit pernyataan tokoh-tokoh kepanduan dunia tentang Kepanduan (red-pramuka). Dapat diambil sebuah statement peran gerakan pramuka dalam menciptakan kader pemimpin masa depan sangat penting. Seperti juga yang terdapat dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988, disebutkan bahwa pramuka penegak dan pandega adalah golongan pramuka yang pada usianya akan segera menggantikan estafet kepemimpinan pada saat ini. Dalam pembinaannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan yaitu:
1)  Kegiatan Bina Diri, pembinaan pribadi baik jasmani maupun rohani
2)  Kegiatan Bina Satuan, pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan / kwartir dalam Gerakan Pramuka, serta Dharma Baktinya kepada Gerakan Pramuka
3)  Kegiatan Bina Masyarakat, pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta Dharma Baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk golongan penegak dan pandega mulai dirintis dan digali potensi kepemimpinan sebagai salah satu modal dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin dan kader pembangunan bangsa. Bentuk-bentuk pelatihan kepemimpinan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Pramuka Penegak dan Pandega.
Proses pembinaan dan pengembangan potensi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega sangat bergantung pada pola atau desain dalam melaksanakan suatu kegiatan. Tentunya pola yang dirangkai mengarah pada maksud, sasaran dan tujuan kegiatan, terlebih lagi kegiatan LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan) yang memang dilaksanakan sebagai wahana menggali potensi kepemimpinan. Metode kegiatan yang digunakan dan mengarah pada tujuan yang diinginkan dapat menciptakan kader-kader pemimpin yang berkualitas sehingga dapat dijadikan bekal pengembangan di masa yang akan datang.
Pada akhirnya, potensi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai salah satu sumber daya Pramuka dapat terus digali dan dikembangkan sehingga tujuan Gerakan Pramuka untuk menjadikan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai kader-kader pemimpin dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paparan diatas memaparkan bagaimana peran sebuah Organisasi Gerakan Pramuka dalam partisipasi pengkaderan pemimpin muda berkualitas. Dan dalam pemaparannya, peran Pramuka sangatlah penting. Dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan langsung dengan praktek sederhana, menjadikan pembentukan jiwa kepemimpinan terasa lebih nyata.
Dengan pola pembinaan Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat menjadikan pelatihan calon pemimpin lebih mengena pada sasaran.
3.2 Rekomendasi
Diharapkan, setelah penafsiran yang muncul setelah membaca dan memahami karya tulis ini, masyarakat semakin sadar dan paham akan pentingnya peran Organisasi Gerakan Pramuka. Dan masyarakat pun ikut berperan dalam Gerakan Kepanduan di Nusantara ini. Sehingga ke depan, Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan dapat terwujud dan tercapai dengan baik.
Continue reading →

Melatih kepemimpinan, kemandirian dan jiwa sosial dengan Pramuka

Banyak cara dilakukan untuk melatih kedisiplinan dan jiwa kemandirian siswa, khususnya remaja seusia SD/MI sampai SMP/MTS. Salah satunya yaitu dengan kegiatan Praja Muda Karana (Pramuka) yang salah satu kegiatannya berbetuk kemah bersama. Seperti kegiatan kemah bersama yang di lakukan kwaran Undaan yang di mulai pada tanggal 11/08/09, tujuan inilah yang ingin di capai, disamping untuk menumbuhkan jiwa sosial baik kepada sesama ataupun kepada lingkungannya.

Dimana salah satu kegiatan dalam kemah bersama yaitu kegiatan hacking. Dalam kegiatan hacking ini disamping diajari pengetahuan mengenai alam para anak didik juga di ajarkan kemadirian dan kepemimpinan. “paling tidak dengan hacking ini anak didik dilatih mengenai kepemimpinan dan kemandirian.” Kata bapak sabani ketua panitia jamran undaan 2009 ketika kami temui pada hari kedua kemah bersama kwaran undaan di desa wonosoco kec. Undaan. “Disamping itu anak didik juga di ajarkan pengetahuan tentang alam. Alam itu harus diapakan dan bagaimana.” Sambungnya.

Selain itu dengan berkemah kita juga di ajarkan mengenai nilai-nilai sosial baik terhadap sesama maupun terhadap lingkungan sekitar mereka sehingga hal tersebut memudahkan mereka untuk bersosialisasi dengan siapapun. Seperti yang diajarkan pada anak-anak peserta kemah kwaran Undaan. Mereka menyisihkan sebagian uang saku mereka untuk di sumbangkan Untuk pembangunan tempat ibadah di sekitar lokasi perkemahan.

Disamping itu dalam kegiatan pramuka juga di ajarkan mengenai ketrampilan, seni dan budaya. Seperti terlihat dalam pentas seni yang di adakan dalam kegiatan kemah bersama tersebut, anak-anak terlihat terampil ketika menampilkan seni-seni tari dan atraksi lainnya. Mereka tidak terlihat grogi ketika tampil di depan umum.

Sebagai kesimpulan, kegiatan pramuka mempunyai manfaat yang positip bagi masa depan anak didik, terutama dalam hal kemandirian dan kepemimpinan. Dengan memberikan pelajaran kemandirian dan kedisiplinan sejak dini, diharapkan kelak mereka akan menjadi pemimpin yang berjiwa kesatria dan bijaksana, karena di Negara Indonesia ini sangat dibutuhkan pemimpin yang bijaksana, baik dalam bertindak maupun dalam mengambil suatu keputusan. Selain itu manfaat yang didapat selanjutnya adalah mereka mempunyai jiwa sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitar mereka sehingga hal tersebut memudahkan mereka untuk bersosialisasi dengan siapapun.
Continue reading →

Perlu Anda Tahu

Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan.

Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

  • Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
  • Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega.
  • Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.

Kegiatan Pramuka Siaga

Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan:
Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari).

Kegiatan Pramuka Penggalang

Jambore

  • Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.

Lomba Tingkat

  • Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir Nasional).

Perkemahan Bhakti

  • Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.

Dianpinru

  • Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.

Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar. selain itu perkemahan juga dapat dipakai oleh penggalang muhammadiyah yang sering disebut HIZBUL WATHAN.

Forum Penggalang

  • Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.

Penjelajahan

  • Penjelajahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega


Raimuna Nasional VIII

Raimuna

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.
Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar "kebiasaan" , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA WILADATIKA - CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA - Cibubur-Jakarta Timur .

Gladian Pimpinan Satuan

Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.kwatir daerah suk ,kwatir nasional................

Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.

Perkemahan Wirakarya

Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.

Perkemahan Bhakti

Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat. kemah bhakti harus dilaksanakan.dengan ketentuan kemah ter sebut dengan mendirikan tenda

PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)

Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki delapan Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.

Pengembaraan

Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

Latihan Pengembangan Kepemimpinan

Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

PPDK

Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kursus Instruktur Muda

Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar dan Lokakarya

Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna

Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

Musppanitera

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

Ulang Janji

Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.

Kegiatan Pramuka Dewasa

Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Intruktur, Andalan dan anggota Majlis Pembimbing. Kegiatannya antara lain:
  1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD)
  2. Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML)
  3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD)
  4. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)
  5. Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas)
  6. Ulang Janji
Continue reading →



Ensiklopedia Tips Tutorial

Free Online Software Download
free backlink Photobucket Photobucket